Rabu, 10 Agustus 2016

Potensi Objek Wisata Semarang

Seperti kebanyakan kalimat orang, “Indonesia kaya akan alam, budaya, dan bahasa.” Selalu kekayaan alam Indonesia yang dielu-elukan tapi lupa dengan rendahnya infrastruktur yang dimiliki. Semua menyalahkan minim SDM-nya lah, pemerintah lah, hingga merembet ke korupsi. Bahkan bencana alam pun disunguti! Sebenarnya jika dicermati, sarana pra-sarana yang amburadul ini ulahnya masyarakat! Kok bisa? Secara tidak sadar manusia berkontribusi akan hadirnya kerusakan-kerusakan kecil setiap harinya. Klimaksnya, tahu-tahu potensi alam rusak parah, lingkungannya kacau-balau, wisatawan mengeluh dan akhirnya ditinggalkan. Hilang deh sumber pemasukan negara.  

Salah satu kota yang kehilangan pesonanya adalah Semarang (Author berdomisili disini nih!). Setiap ada event besar maupun seminar kecil, Semarang ini selaluuu (pengucapan penuh tekanan) saja dilewati. Sebagai kawula muda nih harus ke Yogyakarta atau Solo. Padahal dulunya Semarang dikenal dengan Venice Van Java. Venice? Yak! Venesia-nya Itali, kota mengapung yang terkenal karena kanalnya hingga dijuluki “Ratu Adriatik”. Inilah penampakan Venesia.

 
Kenapa Semarang sampai disebut Venice Van Java? Tak lain karena kanal Semarang yang dikenal Banjir Kanal. Tapi nyatanya jauh dari kata “mirip”. Dulu mungkin nampak jernih tapi sekarang kuningnya bukan main.
           
Sedangkan suasana Banjir Kanal saat malam hari cukup memesona. Khususnya di bagian barat karena tertolong gemerlapnya lampu dan pantulannya. Sudah mirip Venesia kah?




Syukurnya akhir-akhir ini Semarang mau berbenah. Karena kilaunya saat malam hari, Pemkot Semarang sempat mengadakan Festival Lampion di Banjir Kanal Barat. Festival ini sangat menarik karena adanya perahu hias yang dilombakan, lampion terbang, kembang api bahkan dijadikan ladang uang karena adanya culinary night, festival musik keroncong dan perkusi serta produk dari UMKM warga sekitar. Acara ini pun gratis dan terbuka untuk umum. Event-event seperti inilah yang menarik antusias warga, ujungnya jalanan jadi macet! Terlebih diadakan pada  Sabtu malam yang pada hari biasa pun padatnya dua kali lipat. Warga yang sehat itu malam minggunya bukan lagi di depan smartphone! 


Little Netherland! Apa pula ini? Ternyata Semarang punya Little Netherland? Nggak percaya? Simak liputan dibawah ini.


Kawasan kota lama di Semarang disebut-sebut sebagai Little Netherland karena arsitektur bangunan di kawasan tersebut. Kota lama sendiri dirancang sebagai pusat pemerintahan jaman Belanda dulu. Burg (Jembatan Berok) dibangun disana sebagai batas antara metropolitan Belanda dan wilayah pribumi. Bahkan dulu dibangun benteng Vijfhoek sebagai perlindungan, tapi keberadaanya sekarang sudah dimusnahkan. Kawasan seputar kota lama memang menarik perhatian, dari bangunannya bergaya indische seperti gereja, perkantoran, restoran, hotel, stasiun dan di kelilingi kanal-kanal mirip sekali dengan arsitektur Belanda yang menonjolkan manajemen wisata airnya.

Banyak spot-spot di kawasan kota lama yang bisa kamu kunjungi seperti bangunan bersejarah Gereja Blenduk, Gedung Marabunta (ada semut raksasa di puncaknya!), Pabrik Rokok Praoe Lajar (sekarang pun masih beroperasi lho!), Gedung Bank Mandiri, Stasiun Tawang dan Polder Air-nya untuk mengendalikan banjir, Gedung Marba, Djakarta Lloyd, sampai Titik Nol KM Semarang di depan Kantor Pos. 



Tapi ya seperti yang dibayangkan, lingkungan sekitar yang tidak terurus membuat meluasnya semak-semak belukar, dinding bangunan yang terkelupas, bekas bahan-bahan renovasi seperti bambu, beton, pasir, kerikil yang berserakan. Selain itu kanalnya yang tidak dijaga sehingga air menjadi keruh. Tipsnya jika ingin mengunjungi kanal-kanal di Semarang datanglah malam hari. Saat ini lampu-lampu menambah kentalnya suasana lawas, pokoknya romantis abis!


Meskipun banyak yang tak terawat, akhir-akhir ini mulai dibuka spot-spot modern yang cukup mendongkrak popularitas kawasan lama untuk mendapat perhatian kawula muda kekinian. Seperti Taman Srigunting didepan gereja blenduk yang merupakan titik kumpulnya wisatawan. Cafe-cafe eksotis disekitarnya seperti Spiegel, Retro Cafe, MGM dan Tekodeko merupakan peluang bisnis yang menjanjikan. Tak lupa pula Pasar Klitikan yang memiliki spot selfie dengan barang antik mulai otomotif, senjata perang, mesin tik, hingga mobil-mobil tua seperti Holden dan Volkswagen! Seni pun tak ketinggalan seperti Semarang Contemporary Art Gallery yang memamerkan karya seni seperti kriya, lukis, foto, patung dan uniknya karya seni yang dipamerkan selalu berganti tema dalam kurun waktu tertentu. Yang paling hits nih ada 3D Trick Art Museum! Latar 2D yang nampak 3D! Gokil nggak tuh! Saat ke Semarang singgahilah kota lama karena suasana vintagenya sangat berasa, bahkan kadang digelar event Loenpia Jazz yang menambah syahdu suasana tempo doeloe.


Coba tebak foto diatas ada dimana? Hampir semua mengira itu adalah Grand Canyon yang ada di Amerika. Tekstur bebatuan dan tebing tinggi menyerupai Grand Canyon. Bahkan namanya hanya berbeda di awalnya saja. Akhir-akhir ini Brown Canyon menjadi tempat hits karena tempatnya yang instagramable banyak menarik minat remaja masa kini.

             

Sebenarnya Grand Canyon bukanlah sebuah objek wisata. Awalnya merupakan perbukitan biasa yang dijadikan pertambangan material. Selama sepuluh tahun lebih proyek galian ini dikeruk materialnya sehingga menjadikan objek Nampak seperti tebing-tebing. Warga sekitar menyebut tempat ini sebagai “Padas Keruk” karena bebatuannya. Tempat ini bukanlah sebuah objek wisata resmi akan banyak pungutan liar disini. Selain itu kewaspadaan yang diperlukan juga sangat tinggi. Tips jika berkunjung kesini sebaiknya saat sore hari dimana udara tidak terlalu panas sehingga debu yang ditimbulkan sedikit. Selain itu menghindari truk-truk pembawa material yang beroperasi. Hindari datang sehabis hujan karena air akan tergenang sehingga jalanan licin dan becek. Saat musim kemarau pun debunya sangat berlimpah, sehingga gunakanlah masker agar pernapasan tidak terganggu. Selain itu akses menggunakan roda empat cukup sulit untuk menjangkau tempat ini kecuali jika menggunakan jeep dan semacamnya.

Tak cuma 3 tempat diatas yang disulap jadi objek wisata. Di Semarang sebenarnya banyak sekali wisata yang memesona. Jika ingin ke pantai, kamu bisa mengunjungi Pantai Marina, Pantai Maron, dan Pantai Tiring. Bermain ke kawasan hutan di Hutan Pinus Kayon, Hutan Tinjomoyo, Alam Wana Wisata Penggaron bahkan Hutan Mangrove di Mangkang. Ada juga perumahan yang menawarkan objek wisata menarik seperti BSB City dan Hutan Karet yang disebut Alaska (Alas karet) serta Perumahan Citra Grand dimana ada bianglala yang mulai ramai dikunjungi. Ingin merasakan sejuknya air terjun? Datang saja ke Wisata Air Terjun Kalipancur. Ingin lebih ekstrem? Datanglah ke lereng Gunung Ungaran, indahnya Curug Lawe an Curug Benowo akan memanjakan mata. Atau kamu mau wisata religi? Kamu bisa mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah, Masjid Besar Kauman, Masjid Raya Baiturrahman, Klenteng Sam Poo Kong, Klenteng Tay Kak Sie, Gereja Blenduk bahkan Pagoda Avalokitesvara di Vihara Buddhagaya Watugong.
 
Yak, itulah tadi pelbagai objek wisata yang ada di Semarang. Nggak hanya Lawang Sewu atau Goa Kreo, kan? Semakin kesini pemerintah mulai sering membenahi infrastruktur objek wisata Semarang dan mengadakan event-event seputar Semarang. Semoga kedepannya Semarang semakin maju, potensi alamnya semakin memukau, masyarakatnya semakin sadar akan lingkungan sehingga julukan kota ATLAS terealisasikan. Semoga potensi wisata daerah lain juga berkembang sehingga menjadikan tak Cuma Bali yang membahana di dunia! Sekian dan terima kasih.